24 Mei 2008

BBM atau Negara?

Semalam harga bensin naik secara resmi dari Rp.4.500,- menjadi 6.000 perak! Dan alhasil harga barang-barang langsung terdongkrak naik. Alasan yang disebutkan pun simpel, "wah harga bensin dah naik mas...", tapi tidak ada yang bisa membantah (termasuk saya, walaupun kurang ikhlas menerimanya) :D

Memang BBM merupakan salah satu 'barang'' penting (dan MAHAL) dalam hidup saat ini, walaupun tidak termasuk dalam kategori Sembako. Kenaikan bensin saat ini yang mencapai 30% tentu dirasa berat oleh kebanyakan masyrakat, dan gelombang protespun terjadi dimana-mana menolak rencana kenaikan harga bensin di Indonesia.

Saya sebagai masyarakat biasa tentu turut menolak rencana tersebut, siapa yang senang dengan kondisi dimana harga barang-barang pada naik?tentu tidak ada. Tapi sebagai warga negara yang baik, saya mendukung rencana tersebut. Masalah naiknya harga BBM saat ini bukan hanya masalah Indonesia saja tetapi merupakan masalah seluruh bangsa di dunia. Ketergantungan pada bahan bakar minyak sebagai sumber energi memang telah diperkirakan akan menjadi masalah disaat cadangan minyak bumi mulai menipis.

Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM memang mendapat reaksi protes dari rakyat banyak, tetapi masyarakat sendiri pun harus maklum dengan keadaan saat ini dimana setiap kenaikan harga minyak dunia sebesar US$ 1, maka subsidi APBN untuk BBM dan Listrik bertambah Rp.3,9 Triyun. Betapa besarnya....

Mungkin banyak dari anda yang membaca tulisan ini akan berkata:"peduli amat sama APBN yang penting harga bensin ga naek!". Itu adalah jawaban yang benar (berarti anda masih normal) tetapi tidak tepat untuk saat ini. Harga minyak dunia hari ini menyentuh US$ 138/barrel, dengan asumsi harga minyak APBN US$ 95, maka defisit yang ditanggung APBN per tanggal ditulisnya post ini sekitar Rp. 167 Trilyun! Memang Indonesia adalah negara yang kaya seperti yang tertulis dalam buku-buku PMP dan PPKN, Negara Gema Ripah Loh Jinawi tetapi tidak dapat dipungkiri dalam kenyataannya kita tergolong dalam negara miskin. APBN kita tentu ada batasnya dalam menahan defisit yang demikian besarnya..jika APBN negara tidak mampu untuk menanggungnya, maka perekonomian bisa bangkrut, dan masalahnya bisa dipastikan lebih besar karena tidak hanya perekonomian yang SANGAT terganggu, tetapi juga politik, keamanan, dll
kita sendiri juga yang jadi lebih susah.

Memang kita tidak memiliki banyak pilihan saat ini. Hidup saat ini memang susah tetapi jika kita hanya menggerutu maupun menolak, tentu tidak akan menjadi lebih baik bagi kita maupun negara tempat kita hidup ini. Bangun dan bekerjalah lebih keras! (saya juga lho....)

Good Day untuk semua

Tidak ada komentar: