04 Juli 2009

1 Putaran atau 2 putaran?

(pandangan proses pembelajaran demokrasi Indonesia dari mata saya)

Pemilihan umum untuk menentukan nasib 3 pasang kandidat Capres Cawapres tinggal 3 hari lagi lagi. Banyak hal terjadi dalam minggu-minggu terakhir ini dan menimbulkan banyak pendapat, yg popularitasnya bahkan mengalahkan popularitas kasus Manohara Odelia Pinot :) yakni "Pemilu, 1 putaran atau 2 putaran?"

Baru saja saya menonton Election Center di MetroTV. Banyak pendapat serta alasan dilontarkan, baik yg mendukung maupun yg menolaknya. Dari Taufik Effendy (pemerhati politik) hingga Sutan Bathoegani (ga tau dy siapa hehe) memberikan pendapatnya masing2.
Alasan dari pihak yang MENDUKUNG PEMILU 2 PUTARAN: " pemilu 1 putaran sengaja dibuat sebagai upaya untuk memenangkan salah satu kandidat capres, dengan menghindari kekalahannya jika PEMILU dibuat 2 putaran".
Pendapat dari pihak yang MENDUKUNG PEMILU 1 PUTARAN:"PEMILU 1 putaran untuk mengurangi biaya Negara yg perlu dikeluarkan utk menggelar PEMILU putaran ke-2".

Menurut saya, Pemilu 2 putaran merupakan proses pembelajaran demokrasi yg baik. yakni jika masing2 kandidat mendapatkan suara yang relatif sama banyak maka akan dipilih 2 kandidat dengan perolehan suara terbanyak untuk maju ke putaran ke-2. Pemenang pemilu utk menjadi RI 1 & 2 pada putaran ke-2 haruslah mendapatkan suara >50% pemilih, atau dengan kata lain didukung oleh mayoritas warga negara yg menggunakan hak pilihnya.

TAPI..

perhelatan pesta demokrasi setiap 5 tahun ini memakan biaya yang tidak sedikit. untuk 1 putaran pemilu (baik pemilihan Legislatif maupun Presiden/Wapres), biaya yg dihabiskan sekitar 4 triyun rupiah. jadi Pemilu legislatif yg telah lewat serta Pemilu presiden & wapres 8 Juli nanti akan menelan biaya sebesar 8 trilyun rupiah!! Apalagi jika Pemilu presiden dibuat 2 putaran?

Meniru kata-kata iklan salah satu kandidat capres di TV (yg SANGAT MENDUKUNG pemilu 2 putaran) yg bunyinya: "... Bagaimana jika subsidi pemerintah terhadap dunia usaha diberikan untuk petani, nelayan, dll dll dll.."
maka versi saya :".. Bagaimana jika uang 4T yg bisa dihemat dgn Pemilu sekali putaran untuk diberikan kepada petani, nelayan, dll dll dll..?"

Jika janji dan tindakannya saja sudah menunjukkan 2 tindakan yg bertolak belakang, apakah masih layak dipercaya untuk memimpin negeri ini 5 tahun ke depan? Benarkah mereka berdiri atas nama rakyat?

semuanya pilihan anda :)


P.S : Post ini ditulis hanya sebagai ungkapan pendapat pribadi, bukan sebagai upaya pencemaran nama baik orang lain, tim sukses, ataupun institusi maupun organisasi, apalagi dianggap sebagai Black Campaign utk mengkisruhkan PEMILU hehehe :)