01 Agustus 2007

Sneaker Freaker






Sneaker-Freaker
Istilah tersebut dikenakan pada orang yang tergila-gila dengan sepatu jalan atau sneaker, dari yang sekedar memiliki satu-dua pasang, hingga yang memiliki berpasang-pasang sneaker.


Dari jaman saya memakai sepatu bigboss yang warnanya hanya hitam saja, hingga mengenal sepatu berwarna-warni dengan merek-merek seperti adidas, converse,asics Onitsuka, macbeth, British Knight dll yang saya tahu sepatu adalah alas kaki yang bahasa Inggrisnya adalah Shoe. Terus apa beda “sneaker” dengan “shoe”, “footwear”, dan idiom-idiom dalam bahasa Inggris lainnya yang kalau di-Indonesiakan sama juga artinya dengan sepatu?
Merujuk pada Wikipedia, “Sneaker” hanyalah merupakan panggilan lain dari sepatu atletik (athletic shoes), yakni sepatu yang didesain untuk kegiatan olahraga dan aktivitas fisik (termasuk jalan-jalan), yang tentu saja desainnya berbeda dari sepatu resmi, seperti sepatu pesta, kantor dll (dress shoe). Asal mulanya sebutan sepatu atletik adalah sporting apparel (diketik sesuai bahasa aslinya, bahasa sono, kalo di-indonesiakan nanti ribet hehe) dan saat ini lebih dikenal dengan casual footwear yang artinya lebih luas daripada sepatu olahraga saja. Disebut trainers (English British), sandshoes (Australian English), running shoes or runners (Canadian English, Australian English, Hiberno-English), sneakers (North American English, Australian English), sport shoes, gym shoes, tennis shoes, tennies, sneaks, kicks (U.S. English), takkies (South African English), dan sepatu alias kasut (Indonesia).

















Dalam perkembangannya, sepatu tidak hanya sekedar melindungi kaki semata, tetapi ditambahkan sedikit gaya didalamnya dan menjadi bagian dari gaya seseorang, hobi, bisnis, bahkan kanvas seni lukis berjalan. Dari Converse Classic jack Purcell tembakan yang harga belum tawarnya di pasar Wonokromo 200rebuan (padahal di Gedebage Bandung cuman separuhnya, belom ditawar lagi) hingga SportStation n counter2 di mall-mall yang perpasangnya dihargai 500rebuan sampai jutaan rupiah, dan dari Vans Classic Slip On putih motif catur hitam sampai Adidas Adicolor yang warna warni (plus dikasih spidol sebagai bonus kalo kamu belom puas dengan warnanya), sneaker memang barang yang mengasyikkan bila dipakai, dilihat, dan bergaya. Tidak salah bila sneaker kemudian memiliki banyak perkembangan hingga diadakan ajang pameran khusus sneaker “SneakerPimp” yang menampilkan pabrikan sneaker, teknologi sneaker terkini, hingga ajang adu brush painted sneaker sebagai kanvas seni yang tentunya harganya sudah lain cerita dibanding harga asli sneakernya.




























Apapun panggilan, harga, dan mereknya fungsi dasarnya tetap sama: melindungi kaki si pemakai.
Dan menjadi sneaker-freaker hanyalah sebuah pilihan, tergantung kesukaan pribadi, serta pilihan sneaker yang pas dimata, pas di kantong, dan pas di kaki. Karena hidup adalah kumpulan pilihan, kita memilih salah satunya untuk dijalani.

Tidak ada komentar: